Dipenghujung
akhir tahun 2012, tepatnya 29-31 Desember 2012 saya dan keluarga isteri
berkesempatan liburan akhir tahun di Bandung, acara ini sudah di gagas oleh
isteri saya beserta Kakaknya sejak sebulan sebelum keberangkatan, mengapa kami
mengambil libur di Bandung. Karena, 1. Tempatnya mudah ditempuh dari rumah
kediaman isteri saya 2. Sekalian bersilaturrahim ke rumah saudaranya Ibu mertua
saya yang orang Aceh Tengah atau lebih dikenal dengan sebutan Takengon 3.
Isteri saya kepingin bangat ngeliat dan berfoto di depan Gedung Sate/Pakuan,
dimana gedung ini sebagai tempat berkantornya Pak Gubernur dan wakilnya serta
anggota DPRD Prov. Jawa Barat.
Kami
tiba di Bandung sekitar pukul 21.45 WIB malam di daerah Gunung Batu, tepatnya
samping pintu tol PASTEUR dengan nama Gang Dakota Raya, kami sekeluarga
menginap di rumah saudara Ibu mertua asal Takengon yang bernama Bi Sri dengan
nama asli Cut Takarina. Kami pun disambut dengan baik dan ramah, diajak
keliling daerah Bandung dengan guide Bi Sri/Cut Takarina kami pun diajak
muter-muter mulai dari Gasibu/depan Gedung Sate/Pakuan. Asyiknya kami berada di
Gedung Sate pas bangat hari Minggu dimana kalau setiap hari Minggu depan gedung
itu selalu dijadikan arena wisata kuliner dan keluarga dengan adanya pasar
tumpah Gasibu, atau saya biasa menyebutnya di Bekasi ini dengan pasar kaget.
Setelah
puas mata kami dimanjakan oleh aneka ragam dagangan dan jajanan khas Bandung
kami pun bergegas menuju ke Dago Pakar Taman Ir. H. Djuanda atau biasa di sebut
dengan Goa Belanda dan Jepang. Lucu kami berada disini karena adanya perdebatan
unik khas Ibu mertua kami yang notabene inong Aceh dengan saudara sesukunya
dengan bahasa khas planet Mars. Hehehe... Saking usilnya isteri saya bilang,
kalau Bunda sedang berbicara khas logat Takengon Aceh, katanya “Sedang
ngomong-ngomongin kita itu” begitu canda sang isteri kepada Bundanya.
Goa
Belanda dan Goa Jepang setelah kami jelajahi dengan berbagai ceritanya,
keponakan kami pun Muhammad Sholahuddin
Al-Ayyubi biasa disapa Albi nyeletuk, Nin (panggilan nenek khas Sunda) kayaknya
perut Albi bunyi deh, tanpa pikir panjang kami pun segera bergegas untuk
mencari rest area untuk beristirahat, sholat dan makan. Setelah kami
terjebak macet yang cukup panjang di depan Kampus UPI Bandung arah Lembang,
kami pun bercanda khas keluarga kami dengan topik seputar tontonan TV kesukaan
masing-masing. Akhirnya kami pun sampai di tempat yang kami cari dan tuju RM.
Sindang Reret, Lembang, Kab. Bandung Barat. Sejenak kami pun istirahat sambil
menunggu pesanan makanan, ada yang sholat ada yang foto-foto dan ada juga si
Albi sang keponakan kami yang independent, dan bertanggung jawab diusianya yang
cukup belia yang begitu terkesima dengan
ikan yang ada di bawah tempat kami makan, hingga menarik-narik bahu saya untuk
melihatnya.
Tak
lama kami melepas penat setelah seharian muter-muter Bandung dan keindahan alamnya,
makanan kami pun datang. Saatnya MAKAAAAAN !! Thanks Ayah Amir Rozak, Bunda
Harlina Karmin, Kak Annisa Rozanika, dan Bibi Cut Takarina/Bi Sri. #salamNU
(Nida-Ulum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar