Suara Bocah Bekasi

Selasa, 08 Januari 2013

MEMORI AKHIR TAHUN 2012 ; ELOKNYA PARIS VAN JAVA




Dipenghujung akhir tahun 2012, tepatnya 29-31 Desember 2012 saya dan keluarga isteri berkesempatan liburan akhir tahun di Bandung, acara ini sudah di gagas oleh isteri saya beserta Kakaknya sejak sebulan sebelum keberangkatan, mengapa kami mengambil libur di Bandung. Karena, 1. Tempatnya mudah ditempuh dari rumah kediaman isteri saya 2. Sekalian bersilaturrahim ke rumah saudaranya Ibu mertua saya yang orang Aceh Tengah atau lebih dikenal dengan sebutan Takengon 3. Isteri saya kepingin bangat ngeliat dan berfoto di depan Gedung Sate/Pakuan, dimana gedung ini sebagai tempat berkantornya Pak Gubernur dan wakilnya serta anggota DPRD Prov. Jawa Barat.
Kami tiba di Bandung sekitar pukul 21.45 WIB malam di daerah Gunung Batu, tepatnya samping pintu tol PASTEUR dengan nama Gang Dakota Raya, kami sekeluarga menginap di rumah saudara Ibu mertua asal Takengon yang bernama Bi Sri dengan nama asli Cut Takarina. Kami pun disambut dengan baik dan ramah, diajak keliling daerah Bandung dengan guide Bi Sri/Cut Takarina kami pun diajak muter-muter mulai dari Gasibu/depan Gedung Sate/Pakuan. Asyiknya kami berada di Gedung Sate pas bangat hari Minggu dimana kalau setiap hari Minggu depan gedung itu selalu dijadikan arena wisata kuliner dan keluarga dengan adanya pasar tumpah Gasibu, atau saya biasa menyebutnya di Bekasi ini dengan pasar kaget.
Setelah puas mata kami dimanjakan oleh aneka ragam dagangan dan jajanan khas Bandung kami pun bergegas menuju ke Dago Pakar Taman Ir. H. Djuanda atau biasa di sebut dengan Goa Belanda dan Jepang. Lucu kami berada disini karena adanya perdebatan unik khas Ibu mertua kami yang notabene inong Aceh dengan saudara sesukunya dengan bahasa khas planet Mars. Hehehe... Saking usilnya isteri saya bilang, kalau Bunda sedang berbicara khas logat Takengon Aceh, katanya “Sedang ngomong-ngomongin kita itu” begitu canda sang isteri kepada Bundanya.
 Goa Belanda dan Goa Jepang setelah kami jelajahi dengan berbagai ceritanya, keponakan kami pun Muhammad Sholahuddin Al-Ayyubi biasa disapa Albi nyeletuk, Nin (panggilan nenek khas Sunda) kayaknya perut Albi bunyi deh, tanpa pikir panjang kami pun segera bergegas untuk mencari rest area untuk beristirahat, sholat dan makan. Setelah kami terjebak macet yang cukup panjang di depan Kampus UPI Bandung arah Lembang, kami pun bercanda khas keluarga kami dengan topik seputar tontonan TV kesukaan masing-masing. Akhirnya kami pun sampai di tempat yang kami cari dan tuju RM. Sindang Reret, Lembang, Kab. Bandung Barat. Sejenak kami pun istirahat sambil menunggu pesanan makanan, ada yang sholat ada yang foto-foto dan ada juga si Albi sang keponakan kami yang independent, dan bertanggung jawab diusianya yang cukup belia yang begitu  terkesima dengan ikan yang ada di bawah tempat kami makan, hingga menarik-narik bahu saya untuk melihatnya.
Tak lama kami melepas penat setelah seharian muter-muter Bandung dan keindahan alamnya, makanan kami pun datang. Saatnya MAKAAAAAN !! Thanks Ayah Amir Rozak, Bunda Harlina Karmin, Kak Annisa Rozanika, dan Bibi Cut Takarina/Bi Sri. #salamNU (Nida-Ulum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar