Suara Bocah Bekasi

Minggu, 17 April 2011

Ajarkan KH. Noer Alie Huruf Latin

Salah satu putri KH Noer Alie, Abidah menceritakan, pada saat Indonesia belum merdeka, Nyai Rohmah memiliki peranan penting dalam perjuangan suaminya. Beliau ikut berjuang dengan cara membasmi kebodohan rakyat Bekasi. Mirip Kartini, Nyai Rohmah pun berjuang lewat pendidikan.
Bahkan kata Abidah, Nyai Rohmah pun yang mengajari KH Noer Alie huruf latin. “Nyai Rohmah dulu ikut Sekolah Rakyat (SR) untuk belajar huruf latin. Dan, Kyai Noer Alie minta diajarkan,” ungkapnya.
Nyai Rohmah dikenal sebagai sosok wanita yang taat ibadah, ulet dan tekun ini sepanjang hidupnya disibukkan dengan menuntut ilmu dan beribadah, meski saat itu peperangan merebut kemerdekaan terus berlangsung.
Semasa hidupnya, yang dilakukan Nyai Rohmah adalah belajar. Dia ikut menuntut ilmu di pesantren Attaqwa bersama anaknya dan santriwati lainnya, meski langkah kakinya tidak segagah saat muda dulu, “Selain ikut belajar di pesantren, Nyai Rohmah juga ikut belajar di Perguruan Tinggi Attaqwa. Sebenarnya beliau ilmunya sudah tinggi, tapi enggak bosen-bosen belajar,” kata Abidah sambil meneteskan air mata karena teringat sosok almarhumah ibunya.
Dengan ilmunya yang mumpuni itu, beliau ikut membantu perjuangan suaminya. Nyai Rohmah juga menjadi pelopor pembentukan majelis taklim di Bekasi pada 1985.
Sosok wanita yang juga dikenal dengan sebutan Srikandi Ujungmalang (sekarang Ujungharapan) ini juga pandai membagi waktu untuk keluarga. Meski memiliki kesibukkan, beliau tidak pernah absen melayani suami dan anak-anaknya, “Kalau KH Noer Alie pulang dari pesantren, Nyai Rohmah biasanya sediain teh sama makanan kecil,” katanya.
Sedangkan perhatian terhadap anak-anaknya, Nyai Rohmah mendidiknya secara tegas. Beliau mendidik anak-anaknya untuk hidup mandiri, sekalipun itu anak perempuannya. Seluruh anaknya pun diberi bekal keterampilan seperti menjahit, “Nyai Rohmah waktu itu bilang, katanya jangan sampai menggantungkan hidup seutuhnya sama suami, tapi harus mandiri. Makanya kami diberi bekal ilmu menjahit,” ungkapnya.
Nyai Rohmah juga dikenal sebagai pribadi yang tidak banyak bicara. Namun, perilakunya yang mencerminkan nilai-nilai luhur justru dijadikan panutan oleh warga Bekasi. Meski kini Nyai Rohmah sudah tak ada lagi, namun, jejak Nyai Rohmah masih berbekas, terutama di Ujung Harapan. (enr) 
Sumber: Radar Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar