Keterlambatan tersebut membuat, beberapa sekolah terpaksa memutar otak untuk melakukan inovasi guna membayar beberapa instrument operasional sekolah yang seharusnya berasal dari anggaran SBB seperti honor guru dan operasional sekolah.Mulai dari membuat koperasi, menggunakan uang pribadi sampai mengorbankan uang sertifikasi guru.
Kepala Sekolah SDN Aren Jaya XI Yeni Nurdiati Elmi Nurdin misalnya, yang terpaksa menggunakan uang sertifikasi kepsek yang baru saja dikantonginya Januari lalu.
“Untuk mencegah terhambatnya kegiatan sekolah dan gaji guru honorer saya memanfatkan uang sertifikasi, dengan uang tersebut bisa sedikit terbantu walaupun masih banyak kekurangan untuk menutupi biaya tiga bulan ini,” bebernya panjang lebar.
Yeni menyebutkan, pihaknya mendapat bantuan dana bos perbulan Rp33 ribu per-siswa dari Sekolah Bebas Biaya (SBB), BOS Propinsi dan BOS Pusat. Anggaran tersebut untuk membiayai operasional sekolah, kegiatan ekstrakulikuler sekolah dan membeli Alat Tulis Kantor (ATK) serta membayar gaji guru honorer sebanyak 7 orang.
“Ini sudah masuk minggu kedua bulam Maret belum ada kejelasan kapan akan cair dana BOS. Tapi walaupun dana BOS belum cair tapi kan kegiatan sekolah tetap harus berjalan untuk itu saya sebagai kepsek harus pintar-pintar mengelola keuangan biaya sekolah,” paparnya.
Yeni berharap pihak yang berwenang atas pencairan dana BOS bisa cepat mengambil langkah untuk mengatasi keterlambatan ini. “Untuk pihak Eksekutif mohon untuk mengerti keadaan kami agar secepatnya mengetuk palu agar dana BOS dan SBB bisa cair,” harapnya.
Inisiatif penalangan dana operasional sekolah juga dilakukan Kepala Sekolah SDN Jaka Setia I Soleh. Soleh memaparkan, pihaknya terpaksa mendirikan koperasi simpan pinjam khusus sekolah untuk
menanggulangi masalah sumber pembiayaan operasional sekolah yang sering tidak tepat waktu.
“Karena tidak diperbolehkan memungut dari orangtua murid makanya sekolah akhirnya sepakat membuat koperasi simpan pinjam khusus SDN Jaka Setia I saja,” ungkap Soleh.
Soleh juga membeberkan, jumlah hutang yang harus dibayarkan pada koperasi untuk pembiayaan instrumen SBB yakni, sebesar Rp5 juta.
“Itu untuk pembayaran honor guru 6 orang selama 2 bulan masing-masingnya Rp550.000 lalu untuk biaya operasional sekolah dan sebagainya,” kata Soleh.
Kata dia, pendidikan adalah tanggungjawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat sebab itu dia menyayangkan adanya keterlambatan anggaran SBB tersebut. “Bukan apa-apa kalau untuk guru honor kan kasihan mereka, darimana lagi mendapat gaji kalau bukan dari anggaran pemerintah itu,” ujarnya.
Inisiatif serupa juga dilakukan SMPN 27 Bekasi. Melalui kepala sekolahnya AR Sudrajat membeberkan, pihaknya memperbaharui sistem simpan pinjam koperasi untuk mengatasi keterlambatan anggaran sekaligus menjadi sumber pembiyaan operasional sekolah. “Kalau BOS atau SBB belum cair, kita pakai koperasi ini,” ujar Sudrajat.
Ia menceritakan saat ini, jumlah anggota koperasi sekolahnya sebanyak 50 orang terdiri dari guru, staf TU hingga penjaga sekolah. “Tiap anggota bayar sepuluh ribu perbulannya mereka nanti boleh meminjam uang dengan limir yang ditentukan,” katanya.
Adapun hutang kepada koperasi sekolah beber Sudrajat, mencapai Rp20 juta rupiah. Jumlah tersebut untuk penggunaan gaji guru honorer sebanyak 26 orang, staf TU dan penjaga sekolah.
“Para guru sudah melaksanakan tugasnya kasian kalau gajinya terlambat makanya pinjam dulu dana dari koperasi,” imbuhnya.
Selain dana digunakan untuk gaji guru honor, dana juga digunakan untuk pembiayaan Alat Tulis Kantor (ATK) . “Minggu ini saja kami sudah memesan ATK senilai Rp3 juta dan belum dibayar karena belum ada dananya,” katanya.
Meski sudah memiliki koperasi sekolah,tidak jarang keterlambatan tersebut membuat Sudrajat terpaksa merogoh kocek pribadinya untuk menutup biaya operasional dan kegiatan belajar mengajar sekolah.
“Konsekuensi jadi kepala sekolah ya gitu, saya selalau berusaha optimal bagaimana mengusahakan kegiatan belajar mengajar tidak tergangu, karena sudah diamanahkan, konsekuensinya harus berkorban,” paparnya panjang lebar. (lan/une)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar